Minggu, 26 April 2015

ASAL USUL BEDULAN - CIREBON


 Sejarah Bedulan berawal pada
tahun 1556 yang saat itu
tanah bedulan masih
merupakan hutan rimba yang
tak berpenghuni dan dibawah
kekuasaan kerajaan cirebon yang saat itu kerajaan cirebon
diperintah oleh Sunan gunung
jati atau yang bergelar Syehk
Syarif Hidayatullah dan pada
saat itu kerajaan cirebon
merupakan kerajaan islam pertama di jawa barat
sehingga cirebon membina
hubungan diplomatic dengan
demak yang saat itu
merupakan kerajaan islam
terbesar di tanah jawa. Adanya keterkaitan Sejarah
antara babad bedulan dengan
astana gunung jati
Sehubungan dengan di
rebutnya wilaya Jakarta atau
saat itu yang bernama sundakelapa oleh portugis
pada tahun 1561 Masehi maka
kerajaan demak yang saat itu
diperintah oleh raden patah
sangat kawatir dengan
portugis sehingga kerajaan demak memerintahkan
seorang panglimanya yang
bernama patahillah dengan
sekitar 30,000 tentaranya
untuk mengusir portugis dari
sundah kelapa yang saat itu dirubah namanya oleh
portugis Menjadi Repoblik
Batav atau yang lebih dikenal
dengan nama Batavia. Sehubungan dengan itu maka
kesempatan itu tidak
dilewatkan oleh pihak cirebon
untuk membantu pihak
demak yang ingin menyerang
sunda kelapa karena pihak Cirebon pun merasa terancam
dengan adanya portugis di
sunda kelapa saat itu sehingga
pada tahun 1562 pihak
kerajaan cirebon mengutus
seorang panglima wanita yang bernama Nyi,Mas
Baduran untuk menyiapkan
sebuah tempat yang akan di
gunakan sebagai
persinggahan sementara
pasukan demak yang akan menyerang Batavia,Sehingga
diutuslah Nyi,Mas Baduran
untuk menyiapkan tempat
persinggahan tersebut dan
dengan seizin dari Mbah Kuwu
Cirebon atau pangeran Walang Sungsang bahwa Nyi,Mas
Baduran di persilahkan
menebang hutan yang tak
bertuan yang terletak di
sebelah utara pelabuhan
muara jati atau yang sekarang Wilayah celangcang
dan sebelum berangkat
Nyi,Mas Baduran di bekali
jimat oleh Mbah Kuwu
Cirebon Berupa Selendang
Yang menurut mbah kuwu selendang itu Nyi,Mas Baduran
akan sangat berguna dalam
melaksanakan tugasnya
untuk membuka lahan hutan
tersebut. Sesampainya di wilayah
hutan sebelah utara pelabuhan
Muara jati Nyi,Mas Baduran
menebang pohon dan
mengumpulkan rerumputan
kering yang kemudian sampai kelelahan dan berpikirlah
Nyi,Mas Baduran seandainya ia
seorang diri menebang
pepohaonan rasanya tidak
akan sanggup untuk
menampung sejumlah pasukan demak yang sangat
banyak sehingga ia berinisiatif
untuk membakarnya dan
setelah rerumputan ilalang
yang terbakar membumbung
asapnya ke angkasa kemudian Nyi,Mas Baduran
menyabatkan selendangnya
ke bara api tersebut agar api
tersebut cepat merambat
sambil menyabatkan
selendang ia mengucap sampai dimana bara api ini terjatuh
maka tempat tersebut adalah
tanah baduran. Setelah bara padam Nyi,Mas
Baduran kemudian berkeliling
untuk memastikan batas-
batas wilayahnya dan
akhirnya bara tersebut jatuh
sampai wilayah Desa Bojong Dan batas desa bakung
sehiingga kigede bakung
merasa tersinggung dengan
Nyi,Mas Baduran yang
menurutnya telah merampas
tanahnya sehingga terjadi pertikaian atau perkelahian
antara kigede bakung dengan
Nyi,Mas Baduran di wilayah
tapal batas bakung dengan
tanah bedulan sekarang
konon katanya perkelaian itu sampai berlangsung
berminggu-minggu sampai
keduanya kehabisan tenaga
dan kesaktian sehingga
sampai pada saat kigede
bakung merasa kalah dan mundur tetaoi kemudian ada
tanaman labuhitan yang
tersangkut di kaki Nyi,Mas
Baduran sehingga terjatuh
melihat hal seperti itu kigede
bakung menghunuskan kerisnya sehingga Nyi,Mas
Baduran terluka tetapi
Nyi,Mas Baduran tidak hanya
diam sempat juga menusukan
kerisnya ke tubuh kigede
bakung sehingga ki gede bakung tewas di tempat itu
tetapi luka taklama setelah
kigede bakung meninggal
Nyi,Mas Baduran pun
menyusul tidak kuat tetapi
sebelum Nyi,Mas Baduran meninggal ia sempat berpesan
kepada anak cucu agar kelak
jangan menanam pohon labu
hitam tersebut di tanah
bedulan sehingga sampai
sekarang masyarakat bedulan tidak ada yang berani
menanamnya. Mendengar kabar Nyi,Mas
Baduran telah meninggal
pihak keraton cirebon sangat
menyayangkan hal tersebut
sehingga di utuslah putri dari
Nyi,Mas Baduran sendiri yang bernama Nyiu,Mas Pulung
Ayu dengan didampingi
pangeran jaya lelana untuk
menguburkanya secara layak
dan meneruskan tugasnya
untuk mempersiapakan sebuah padukuan sebagai
persinggahan pasukan Demak
yang akan tiba dan kemudian
dirampungkanlah tugas
Nyi,Mas Baduran oleh
pangeran jaya lelana dbersama dengan Nyi,Mas
Pulung ayu dan setelah itu nyi
mas Pulung Ayu memutuskan
untuk tinggal di daerah
baduran untuk meneruskan
dan merawat kuburan dari sang ibunya.Setelah itu pada
tahun 1563 datanglah tentara
demak yang di pimpin oleh
Fatahillah dan di seranglah
Batavia dan portugispun
dapat dikalahkan dan kemudian Repoblic batav di
ganti namanya menjadi Jaya
Karta yang artinya Kota
kemenangan dan jaya karta
sekarang dikenal dengan
nama Jakarta setelah di taklukanya Batavia pada
tahun 1563 maka banyak dari
tentara Demak yang memilih
untuk tinggal di padukuan
baduran sehingga padukuan
baduran yang sebelumya hanya tempat persinggahan
kini menjadi sebua pedukuan
yang ramai akan
penduduknya dan pada tahun
1565 baduran resmi menjadi
sebuah desa yang di kepalai oleh seorang akuwu yaitu
kuwu wertu kkemudian
pada tahun 1576 desa baduran
di naikan setatusnya menjadi
pademangan dengan seorang
demang Pangeran jaya lelana menjadi demang yang
bergelar adipati Suranenggala.
Kemudian pada tahun 1782
pihak kerajaan cirebon yang
saat itu sudah lemah
wilayahnya sedikit demi sedikit dikuasai oleh pihak
belanda atau VOC Saat itu
jendral Van hotman sebagai
ajudan dari pada Dengles
memerintahkan agar
pademangan baduran dihilangkan dan diambil alih
kekuasaanya oleh residen
Cirebon yang bermarkas di
kerucuk sekarang dan tanah
bedulan di bagi dua menjadi
karang reja dan tanah baduran dan mulai saat itu
nama baduran berganti
menjadi Bedulan
menggunakan loga belanda
dan bedulan menjadi desa
kembali kemudian pada tahun 1952 bedulan di pecah menjadi
dua bagian yaitu desa
Suranenggala kidul atau
bedulan kidul dan
Surangenggala Lor Atau
Bedulan Lor kemudian pada tahun 1982 bedulan lor
dipecah kembali menjadi dua
desa yaitu Suranenggala Lor
Dan Suranenggala dan bedulan
kidul dipecah menjadi dua
desa pula yaitu desa suranenggala kidul dan
suranenggala kulon.Dan
menurut perda no 17/02/12/
thun 2006 suranenggala
dijadikan nama kecamatan
secara resmi dan sampai sekarang Suranenggala adalah
nama desa dan kecamatan dan
nama bedulan adalah nama
dari persatuan dari desa-desa
tersebut.

Tidak ada komentar: