SEJARAH DESA DUKUPUNTANG
KECAMATAN DUKUPUNTANG
KABUPATEN CIREBON
JAWA BARAT
A. LETAK DESA DUKUPUNTANG
Nama Kelurahan/Desa
|
Dukupuntang
|
Kode Wilayah Kelurahan
|
32.09.16.2013
|
Nama Kecamatan
|
Dukupuntang
|
Nama Kabupaten
|
Cirebon
|
Propinsi
|
Jawa Barat
|
1. Kelurahan/Desa Sindangjawa : E. Kasturi
2. Kelurahan/Desa Kepunduan : Nunung Nuraeni, S.Psi
3. Kelurahan/Desa Girinata : Sunarasa
4. Kelurahan/Desa Cipanas : Pandi
5. Kelurahan/Desa Kedongdong Kidul : H. Wihartati
6. Kelurahan/Desa Bobos : Arga
7. Kelurahan/Desa Cikalahang : Ibnu Rudianto
8. Kelurahan/Desa Mandala : Rodiah Mahdar Araf
9. Kelurahan/Desa Dukupuntang : H. Eno Sutrisno
10. Kelurahan/Desa Balad : H. Yoyo Subagyo
11. Kelurahan/Desa Cangkoak : Wasta
12. Kelurahan/Desa Cisaat : Sudana
13. Kelurahan/Desa Sindangmekar : Drs. Misja Sunaryo
Data Kependudukan
DATA KEPENDUDUKAN
| ||
Jumlah Kepala Keluarga Menurut Jenis Kelamin
| ||
Jumlah Laki-Laki
|
Jumlah Perempuan
| |
1
|
30.698
|
29.658
|
B. Asal Usul Desa Dukupuntang
Pada waktu terjadi peperangan antara Mbah Kuwu Cirebon dengan Ratu Rajagaluh, pasukan Mbah Kuwu Cirebon dibagi dua kelompok. Kelompok pertama membentang ke jurusan selatan dengan maksud untuk mencegat datangnya musuh dari Rajagaluh, dan kelompok kedua ke jurusan barat untuk membuat benteng pertahanan/penghalang datangnya musuh lewat Bobos. Pendukuhan bekas pembentangan tersebut dinamakan Puntang.
Di negeri seberang, Sultan Bagdad mempunyai empat orang anak yaitu Syarif Durakhman, Syarif Durkhim, Syarif Kaffi, dan Nyi Syarif bagdad. Mereka mempunyai alat kesenian berupa gembyung (terbang) namun ayahnya melarang membunyikannya, bahkan apabila dibunyikan ayahnya terus menerus memarahi mereka. Oleh karena tidak tahan dimarahi ayahnya, bersama pengikutnya keempatnya melarikan diri menuju daerah Cirebon. Pengikutnya itu terdiri dari laki-laki dan perempuan sekitar 1.200 orang ditempatkan di puntang.
Di antara pengikutnya tedapat dua orang yang sangat dikenal, yaitu Tuan Keli pesuruh dari bagdad, dan pangeran Ardi Kersa yang ditugaskan oleh Mbah Kuwu Cirebon sebagai penasihat Syarif Kaffi (Sayid Alwi) di patuanan. Dalam menjalankan tugasnya Pangeran Ardi Kersa ditemani oleh dua orang sesepuh Patuanan yaitu Ki Bakila dan Ki Rakila. Setelah Syarif Kaffi wafat, ia dimakamkan di Patuanan. Oleh karena dianggap meninggalkan karomah, sekarang terbukti adanya pasarean. Kampung Kramat sebelum penggabungan desa berada di Desa Dukumalang.
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda sekitar 1912, Bupati Cirebon memutuskan untuk mengbagungkan Desa Puntang dan Desa Dukumalang diberhentikan dengan hormat dari jabatannya dan masing-masing diberikan pensiun berupa sawah seluas ½ bau atau 0,175 ha.
Hasil penggabungan antara Desa Puntang dengan Desa Dukumalang dinamakanDesa Dukupuntang. “Duku” diambil dari nama depan dukumalang dan “puntang”dari Desa Puntang. Hasil pemilihan kuwu pertama terpilih Kuwu Sabda yang menjabat hingga akhir tahun 1947.
Pada tahun 1966 musyawarah untuk masyarakat memutuskan untuk mengganti nama Desa Dukupuntang dengan Desa Kramat, dengan alasan nama Kramat lebih terkenal dibandingkan nama Dukupuntang. Namun karena terbentur pembiayaan, usulan penggantian nama tidak sempat diajukan kepada Menteri Dalam Negeri.
Nama-nama Kuwu/Kepala Desa Dukupuntang di antaranya :
- Kuwu Sabda : 1917 – 1947
- Kuwu Madi : 1948 – 1963
- Kuwu Hudori : 1963 – 1966
- Kuwu Abdullah Iroqie TM : 1966 – 1982
- Kuwu Madsari (Pjs) : 1982 – 1984
- Kuwu Abdullah Iroqie TM : 1984 – 1986
- Kuwu H. Masrurin : 1986 – 1994
- Kuwu Samhari (Pjs) : 1994 – 1995
- Kuwu Masrurin : 1995 – 2003
- Kuwu Arya Sucipto : 2003 – 2005
- Kuwu Samhari (Pjs) : 2005 – 2011
- Kuwu H. Eno Sutrisno : 2011 – Sekarang
Situs-situs tempat bersejarah di Desa Dukupuntang :
- Makbaroh Syarif Kaffi (Sayid Alwi bin Umar Al-Bafaqih) dan Sesepuh Dukupuntang (Ki Bakila dan Ki Rakila) di Makam Panggonan Blok Kramat
- Masjid Abang/Merah di Blok Dukumalang.
C. Peninggalan Sejarah
Masjid Merah Dukupuntang
Dari segi arsitektur cukup jelas bahwa Masjid Merah ini merupakan bangunan lawas yang tetap berdiri kokoh, tempat ibadah yang berada di Desa Dukupuntang, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon ini konon dibangun sekitar tahun 1500-an dan hingga 1986 masih di pergunakan untuk ibadah solat Jumat sebelum dibangun Masjid Annur yang lokasinya tidak jauh dari Masjid Merah tersebut.
dimasjid ini pada saat adzan dikumandangkan waktu solat jumatdilakukan oleh empat orang secara bersamaan. walau usianya yang sudah cukup lama Masjid merah ini berdiri kokoh seperti dituturkan oleh aparat Desa Dukupuntang sejak dibangun tidakpernah dilakukan renovasi kecil dan sama sekali tidak merubah bentuk aslinya.
saat ditanya perihal nama Masjid aparat Desa tersebut mengatakan bahwa asal usuk nama Masjid memang tidak diketahui warga Dukupuntang tetap menyebutnya dengan Masjid Merah karena warna tembok masjid ini metah dan hingga sekarangpun masjid merah ini masih dipergunakan sebagai mushallah untuk beribadah setiap hari.
D. KEGIATAN KEAGAMAAN
· Dalam seminggu sekali ada kegiatan keagamaan di setiap rumah dengan mendatangkan para ustad untuk menjadi penceramah sebagai peneerangan kegiatan ini dikhususkan untuk ibu-ibu.
· Setiap sore anak anak mengikuti kegiatan belajar ngaji yang dipmpin oleh ustad Ahmad Munadi dan istrinya untuk mengajarkan ilmu-ilmu agama.
· Setiap hari besar isram dimasjid selalu ramai memperingati peringatan-peringatan hari besar.
E. BUDAYA KESENIAN
· Kosidah remaja, Karate, Pencak Silat, Nasyid, dll.
F. KEBUDAYAAN
1. Acara Nikahan
· Siraman yaitu kegiatan yang dilakukan sehari-hari sebelum akad nikah calon pengantin dimandikan dengan air kembang tujuh rupa
· Sawer penganting yang dilasanakan setelah selesai akad nikah
· Bakar kemenyan, sebagian masyarakat masih sering membakar kemenyan saat ada acara-acara pernikahan, khitanan, dll.
2. Acara Tujuh Bulanan
· Rujakan yang membuat rujak dengan tujuh macam buah yang berbeda lalu dibagikan untuk tetangga.
G.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBAHAN DESA DUKUPUNTANG
1. Faktor Teknologi
Sekarang teknologi sangat berpengaruh sekali terhadap kebudayaan Desa Dukupuntang karena dengan adanya kemajuan teknologi yang masuk ke desa ini kebanyakan masyarakat sudah melupakan kebudayaan nene moyang dan dari segi pakaian masyarakat sudah meniru cara berpakaian seerti yang selalu mereka lihat di acara TV.
2. Faktor Pendidikan
Sekarang pendidikan sudah sedik demi sedikit berkembang didesa ini dulu kebanyakan anak-anak sekolah hanya sampai SD sekarang sudah berkembang beberapa masyarakat telah berfikir akan pentingnya pendidikan untuk anak mereka.
1 komentar:
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
Posting Komentar